
1) berwawasan luas;
2) berhati luas dan dalam;
3) pemaaf;
4) pengayom semua tanpa
pilah pilih dan pamrih.
Kedewasaan merupakan pengharapan tiap individu anak Adam. Sering kita
jumpai, bahwa dengan bertambahnya usia, maka diharapkan pula bertambahnya
kedewasaan kita. Dalam khazanah psikologi, kedewasaan seseorang akan nampak
bilamana sikap, sifat dan karakter mempunyai kesinambungan positif dalam
bertindak, baik secara fisik maupun non fisik. Dalam alam nyata, tidak sedikit
kita jumpai seseorang yang mungkin secara fisik dapat dikategorikan sebagai
insan dewasa, namun pola pikirnya masih jauh dari dewasa, bahkan lebih
cenderung pada kekanak-kanakan. Atau bahkan sebaliknya, kita bisa menjumpai
juga orang yang secara fisik (umur) masih relatif muda, namun hal ihwal yang
diejawantahkan mendeskripsikan bahwa orang tersebut dewasa.
Adanya sinergitas antara alam sifat, sikap dan karkater pada tingkah
positif yang pada akhirnya memunculkan kedewasaan dalam berpikir dan bertindak
merupakan hal yang tidak dumadaan (biasa) muncul begitu saja. Melainkan butuh
serentetan proses yang bisa dibilang cukup panjang dan bahkan berliku. Terutama
dalam proses pembentukan kualitas mental dan spiritual yang merupakan pondasi
dasar untuk menapakai tangga kedewasaan seseorang.
Secara umum ada tiga lingkungan yang sangat mempengaruhi kualitas mental
dan spiritual seseorang, yaitu lingkungan keluarga, lingkungan pendidikan, dan
lingkungan sosial budaya yang berhubungan dengan nilai-nilai serta norma-norma
yang berlaku di masyarakat, termasuk di dalamnya pengaruh teknologi; televisi,
HP, internet, dan media massa. Ketiga lingkungan tersebut saling menopang dalam
mempengaruhi perkembangan dan pembentukan karakter seseorang.
Secara teoritis-praksis, kedewasaan seperti yang didawuhkan oleh Kyai
Sholeh adalah seseorang yang memiliki seperangkat ketentuan-ketentuan tertentu.
Meskipun ketentuan-ketentuan tersebut tidak merupakan hal yang saklek, namun
dengan hal itu setidaknya kita mampu mengetahui standarisasi kedewasaan
perspektif beliau.
Seperti disebutkan diawal tulisan ini, kedewasaan seseorang bisa kita kaji
melalui beberapa penelusuran, yaitu pertama, kedewasaan dapat diketahui dengan
luasnya wawasan seseorang. Hal ini mengisyaratkan bahwa, pola pertama yang
harus dimiliki oleh seseorang dalam menapakai tangga kedewasaana adalah wawasan
alias keilmuan. Dengan keilmuan maka seseorang akan mampu melihat fenomena
hidup tanpa suram apalagi gelap. Secara pribadi kita akan mengakui bahwa sangat
jelaslah perbedaan antara orang yang memiliki keilmuan dengan tanpa memilki
keilmuan. Karena tidak ada orang yang sukses tanpa kelimuan. Silahkan observasi
dan renungkan?!!!
Kedua, berhati luas dan dalam. Ilmu atau wawasan yang kita miliki tidak akan
mempunyai makna yang signifikan jika tidak dibarengi dengan sikap hati yang
luas dan dalam. Dalam hal ini, hati merupakan tolak ukur dari sebuah keimuan. Karena
hati merupakan tempat menimbang antara yang positif dan negatif dari tiap ihwal
yang akan kita lakukan.
Ketiga, pemaaf. Instrumen ketiga dalam mengukur kedewasaan seseorang adalah sikap
dan sifat serta watak pemaaf. Pemaaf atau memberi maaf merupakan sikap yang
sangat sulit untuk dipraktekkan, terlebih lagi jika harus memaafkan kesalahan
yang mungkin terlanjur njangget dalam hati. Namun, yang lebih abot lagi lagi
adalah memberikan maaf bukan hanya dengan sikap, melainkan dengan hati.
Sehingga, kiranya ada benarnya jika ada pepatah “memberi maaf itu lebih sulit
dari pada memintanya”. Lebih dari itu, sikap pemaaf merupakan upaya untuk
melihat kesalahan bukan hanya pada bentuk kesalahan, melainkan latar belakang
kesalahan yang terjadi.
Keempat, pengayom semua tanpa pilah pilih dan pamrih. Ini adalah merupakan sikap
yang sangat langkah dimiliki oleh golongan kita. Bahkan dalam atmosfer
Nusantara saja, kyai Sholeh menyebutkan tidak lebih dari 10 (sepuluh) orang
yang bisa bertindak sebagai pengayom semua golongan tanpa membeda-bedakan dan
tanpa pamrih. Dalam ranah mikro, sering kali kita jumpai pribadi-pribadi kita
yang juga masih sering membeda-bedakan sesama. Sikap pengayom merupakan inti
dari penelusuran tangga kedewasaan seseorang. Karena entitas pengayom tidak
dapat berdiri sendiri tanpa dilengkpai dengan seperangkat wawasan/keilmuan yang
luas, sikap hati yang luas dan dalam, juga adanya sifat, sikap dan karakter
pemaaf.
Sebenarnya, lingkungan kedua dan ketiga dapat dikontrol pengaruhnya jika
lingkungan pertama yakni orang tua-dalam hal ini keluarga-mampu memaksimalkan
perhatiannya terhadap pengasuhan dan pendidikan anak-anak. Kita sangat paham
bahwa anak adalah makhluk aktif yang tengah dalam penjelajahan mencari
dunianya. Ia membutuhkan pemandu agar ia tidak salah dalam memilih jalan
hidupnya. Pemandu itu tidak lain adalah orang tua dan para pendidik (guru).
Karena itu, orang tua ataupun guru, sebagai pendidik normal, perlu memahami
bagaimana cara menumbuh kembangkan anak, serta memahami pula teknik-teknik
bagaimana berinteraksi dengan anak yang sesuai dengan aqidah serta fleksibel
dengan tuntutan jaman.
Semoga Bermanfaat :-D
2 Responses to "TUWAS TUWO, TUWO TUWAS"
Inilah yang dikatakan tuwo tuwsning tuwassssss
Casinos Near Me - JT Hub
Find Casinos Near Me - 아산 출장마사지 Find your nearest casino in the USA, 하남 출장마사지 Canada, Europe, New Zealand, Australia & the 사천 출장안마 rest. 평택 출장마사지 We're your one stop shop for things 수원 출장샵 you may
Posting Komentar